Sabtu, 18 Juni 2011

Hari Esok... Apakah Aku Masih Hidup ?


Jika aku masih hidup esok hari
Masihkah kau mencintaiku
Disaat diriku sendiri terpuruk dalam tanya
Tentang siapa diriku dan adanya dirimu
.
Jika aku masih hidup esok hari
Sanggupkah kau mencintaiku
Takkala dirikupun ragu untuk bisa membahagiakanmu
Karna ku tak yakin aku telah bigitu
.
Jika aku masih hidup esok hari
Buatlah aku yakin telah memilihmu
Seorang wanita yang mau bersamaku
Dan membuatku bertanya tentang semua suka diri
.
Mungkin pernah kujanjikan setangkup keindahan
Takkala kita mengarungi sebuah kehidupan
Dan yakinlah sampai saat inipun aku masih begitu
Hanya sebuah pembuktian rasanya jauh dia angan
.
Maafkan aku jika telah mempertanyakannmu
Dan lebih lagi tentang dalamnya pikiranku
Dan tolonglah aku untuk tetap menatap satu untukmmu
Bahwa esok hari aku-pun tetap mempertanyakanmu
.
Jika aku masih hidup esok pagi
Maukah kau ucapkan sekali lagi
Janji yang kita bina dahulu sekali
Yang ingin kutetapkan sekali lagi
.
Dan jika aku masih hidup esok pagi
Bangunkalah diriku dari sunyinya hati
Hangatkanlah hariku dengan sebuah arti
Dan kuatkan diriku untuk tidak berhenti
.
Jleb!rasanya ga bisa digambarkan.melihat manusia merancang hidup ke depan,terus optimis.diantara jadwal-jadwal yang kita tulis,ada “jadwal tak terdeteksi”,jadwal yang hanya Allah yang tau,jadwal yang sudah dari awal kita diciptakan sudah ditulis,jadwal yang ditulis dengan “pena khusus”,JADWAL KEMATIAN..

Hidup dan mati,
Kemaren saya hidup,saat ini saya hidup,tapi saya tidak tahu,nanti,besok,lusa..
Sekarang ikhtiar sebanyak mungkin,berusaha menjadi baik dan tambah baik..

Ya Allah,jika saat itu “jadwal” ku telah sampai,
Cukupkan aku Ya Allah,
Aku siap,iman,islam..
Aku baik,ikhlas dan taubat..
Aku meminta,dengan penuh doa ku mohonkan jalan yang baik..
Penuhkan hatiku dengan rasa cintaku pada Mu,Ya Allah,Ya Rabb..
Amin..

………..
Hidup..jodoh ku pada mu sedang ku jalani,tapi jodoh ku pada mati adalah pasti..






Duhai Tuhan Yang Mahabaik, yang menambatkan keyakinan di jiwa yang putih, yang melembutkan nuansa rasa, yang menguatkan taji-taji imajinasi.

Jika aku masih tetap hidup esok pagi, aku berjanji, apabila Engkau perhebatkan aku, Engkau permuliakan aku, Engkau tempatkan aku di aras utama tempat Semesta bekerja, aku bersungguh-sungguh berkuat upaya membuat Engkau tersenyum.

Jika aku masih tetap hidup esok pagi, akan aku cukupkan hari-hariku untuk
melayani dan membawa kualitas-kualitas ilahi ke bumi.

Jika aku masih tetap hidup esoknya lagi, aku akan berlayar menyebrangi samudera waktu untuk membenarkan semua ketulusan kasih sayang yang Engkau sambungkan ke dalam mata rantai suci para nabi.

Duhai yang Mahatahu, yang membelah sunyi, biarlah aku bawa tangisanku pergi
jauh bersama cinta-Mu.

Terima kasih Allah, Engkau selalu membukakan angkasa pemikiran baru di jiwaku.



Ya Illahi…
Peganglah tanganku,…

Ajaklah kedalam keridhoan-Mu
Biarkan aku tetirah disana,
Karena….
Hanya ridho-Mu semata
Yang selalu kudamba
Dalam setiap ibadahku.

Ya Illahi…
Raihlah kalbuku….

Rendamlah kedalam telaga cinta-Mu
Biarkan aku terpejam disana
Karena….
Tiada yang lebih aku cintai
Selain Engkau, Rabbku….

=====oo0oo=====

Rabu, 15 Juni 2011

Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana


Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.
Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”
Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.
Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.
Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.



Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.
Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.
Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.
”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.
”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.



Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.
Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.
Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.
”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.
Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.
Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.
Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.
”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.
Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?
Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?
Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.
Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.
Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.
Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Lewat kata yang tak sempat disampaikan
Awan kepada air yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *
For vieny, welcome to your husband’s heart.
*dikutip dari Aku ingin mencintaimu dengan sederhana karya Sapardi Djoko Damono.



Sumber : http://ceritacinta.net/2007/11/01/aku-ingin-mencintaimu-dengan-sederhana/

Selasa, 14 Juni 2011

Lelaki Sholeh Dambaan Kaum Hawa


Lelaki Soleh dapat di definisikan sebagai seorang lelaki muslim yang beriman (mukmin), bersih dari segi zahir dan batinnya, mengambil makanan yang bersih dan halal (bukan dari sumber yang haram) serta sentiasa berusaha menjauhkan dirinya dari perkara perkara yang akan mendorong ke arah maksiat dan menariknya ke jurang NERAKA yang amat dalam. Lelaki soleh juga ialah seorang lelaki yang sentiasa taat kepada Allah swt. dan Rasul-Nya walau dimana sahaja mereka berada dan pada bila bila masa sahaja. Kesolehan dan keimanan seseorang tidak dapat dilihat dan diukur dari segi lahiriah semata mata kerana ianya adalah berkait rapat dengan masalah AKIDAH dan KEYAKINAN, kepada siapa dia menyerah keyakinan dan ketaatan dan sebaliknya. TAUHID merupakan dasar tertinggi dalam kehidupan yang harus sentiasa dipelihara kerana apabila tauhid tidak betul dan sempurna, maka seluruh amalan yang dilakukan adalah sia-sia sahaja. Apabila telah jelas kepada siapa kita memberikan perwalian dan terhadap pihak mana kita menolak kepimpinan, barulah Tauhid akan menjadi kenyataan dan berdiri dengan tegaknya dalam jiwa seseorang. Oleh yang demikian, jelaslah bahawa kesolehan seseorang lelaki itu tidak dapat dinilai dari segi lahiriah semata-mata. Ianya adalah lebih jauh dan mendalam dari itu semua. Antara hal-hal yang harus dilihat dan dikaji pada setiap individu muslim ialah perkara-perkara yang bersangkutan dengan keyakinan, tujuan dan pandangan hidup serta cita-cita dan jalan hidup seseorang itu.


KRITERIA-KRITERIA LELAKI SOLEH SEPERTI YANG DIMAKSUDKAN OLEH AL QURAN DAN AL HADIS:


1. Sentiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah saw.

2. Jihad Fisabilillah adalah matlamat dan program hidupnya.

3. Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.

4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cabaran dari Allah swt.

5. Ikhlas dalam beramal.

6. Kampung akhirat menjadi tujuan utama hidupnya.

7. Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.

8. Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.

9. Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.

10. Solat malam menjadi kebiasaannya.

11. Tawakal penuh kepada Allah taala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt

12. Selalu berinfaq samada dalam keadaan lapang mahupun sempit.

13. Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka.

14. Sangat kuat amar maaruf dan nahi mungkarnya.

15. Sangat kuat memegang amanah, janji dan kerahsiaan.

16. Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kebodohan manusia, sentiasa saling membetulkan sesama ikhwan dan tawadhuk penuh kepada Allah swt.

17. Berkasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.


Selain daripada ciri-ciri diatas, orang orang yang soleh juga merupakan insan insan yang senantiasa mendapat ujian dan cubaan daripada Allah swt. setelah para nabi nabi dan orang orang yang mulia. Mereka menghadapi segala ujian tersebut dengan hati yang tabah dan tetap teguh dalam keimanan serta pendirian. Mereka tidak mudah menyerah kalah dari keganasan dan tekanan musuh.


Tugas tugas dan kewajipan Lelaki Soleh:


1. Mencari nafkah (belanja hidup)

2. Berjihad Fisabilillah.

3. Melindungi dan membela kaum yang lemah dan tertindas.

4. Memimpin, mendidik dan berlaku adil terhadap isteri.


1. MENCARI NAFKAH


Tugas mencari nafkah diberatkan kepada kaum Lelaki kerana kelebihan dalam penciptaannya yang berupa kekuatan fizikal dan akal fikirannya. Oleh itu Lelaki mampu untuk bekerja keras untuk mencari nafkah, memberi perlindungan dan pertahanan maruah kehidupannya terutama kepada keluarga, agama, bangsa dan agamanya. Inilah sebabnya lelaki diangkat menjadi pemimpin bagi kaum wanita. Oleh itu, seorang lelaki muslim, lelaki dan suami yang soleh, tidak akan melalaikan tugas ini. Ia wajib bekerja menurut apa sahaja kemampuannya. Dalam melaksanakan tugas ini, dia haruslah MEMBETULKAN NIATnya iaitu ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Dia tidak akan merasa MALU untuk melakukannya sebaliknya gembira dan berbangga terhadap pekerjaannya lebih lebih lagi perkara yang halal.


Lelaki soleh tidak akan lupa untuk mengingati hari akhirat tetapi menjadikannya sebagai tujuan yang utama. dia bekerja didunia untuk mencari keuntungan di akhirat, bukannya mengejar keduniaan semata-mata. Dengan cara ini, usahanya akan sentiasa berhasil dan berjaya didunia dan akhirat. Seperti kata ulama Salaf yang bermaksud; “Wahai anak Adam! Juallah duniamu dengan akhirat, maka engkau akan UNTUNG semuanya, tetapi jangan engkau jual akhirat dengan dunia, maka engkau akan RUGI semuanya.”


“Bagi orang orang yang telah mengerjakan kewajipan agamanya dengan baik, kemudian terasa penat dan letih pada malamnya, sehingga tidak dapat mengerjakan amalan amalan sunnah, maka Allah dan RasulNya memberikan jaminan dengan ampunan sepanjang malam yang dilaluinya dengan tidur yang nyenyak”.


Inilah antara ganjaran yang akan dikurniakan kepada lelaki soleh yang mencari nafkah dengan bersungguh sungguh. Terdapat dua cara orang berusaha mencari nafkah seperti yang dianjurkan oleh ISLAM.


Pertama: Hendaklah ia tidak melalaikan tugasnya terhadap Allah swt.dan janganlah ia meninggalkan nilai nilai yang LUHUR.


Kedua : Hendaklah dilakukan dengan cara yang halal, bersih dan tidak membawa apa apa kemudaratan kepada orang lain dan tidak pula bertentangan dengan peraturan-peraturan umum.


Antara cara cara pencarian harta yang diharamkan oleh Islam ialah:


1. Riba,

2. Penimbunan barang barang yang menjadi hajat orang ramai,

3. Perjudian dan perdagangan minuman keras,

4. Berlaku penipuan dalam penimbangan dan penukaran barang,

5. Mencuri

6. Memakan harta orang lain dengan cara yang bathil seperti yang diterangkan dalam surah An Nisa 4, ayat 29.


2. BERJIHAD FISABILILLAH


Jihad merupakan amal yang paling utama dan puncak ketinggian Islam. Tidak ada satu pun amalan soleh yang dapat menandingi Jihad. Orang soleh tidak sedikit pun merasa gentar dan takut apabila berjuang menegakkan agama Allah sebaliknya sentiasa tersenyum bangga menjadi seorang Pegawai Allah dengan gelaran paling indah iaitu MUJAHIDIN.


3. MELINDUNGI DAN MEMBELA KAUM YANG LEMAH DAN TERTINDAS


Sememangnya sejak akhir-akhir ini golongan kafir senantiasa mencari peluang untuk menindas dan menakluki negara-negara serta umat- umat Islam. Orang orang yang soleh haruslah peka dan bersedia untuk bertindak balas supaya umat-umat Islam tidak akan ditindas dengan sewenang-wenangnya oleh golongan tersebut.


” Wahai lelaki soleh…! tugas dan tanggungjawabmu bukanlah ringan, bayangkan langit dan gunung tidak mampu membawanya. Kamu sajalah yang akan tampil dan mampu menyelesaikan persoalan besar ini. Orang orang yang lemah dan sedang tertindas sentiasa menanti kehadiranmu. Mereka berdoa agar kamu segera tiba untuk menjadi pembela dan penolong bagi mereka.”


Inilah laungan yang senantiasa terdengar daripada golongan golongan yang tertindas dan mengharapkan bantuan. Oleh itu lelaki yang soleh haruslah memainkan peranannya sebagai pembela agama sama ada secara langsung ataupun tidak langsung demi untuk mengekalkan kedaulatan agama Islam


4. MEMIMPIN DAN MENDIDIK ISTERI


1. Mengajar dan membimbing dengan cara yang baik sehingga isteri isteri yang tidak solehah menyedari akan kesilapannya dan menukar cara hidupnya menjadi isteri solehah.

2. Menangani isteri dengan bijaksana sehingga dia menyedari hakikat yang sebenarnya dan bersedia mengubahnya.


Demikianlah cara cara yang telah digariskan oleh Islam untuk mengatasi masaalah ketidaksesuaian suami isteri dalam kehidupan rumah tangga. Apabila menghadapi sebarang kesulitan, lelaki soleh tidak akan cepat melatah dan bertindak menurut nafsu dan perasaan semata-mata tanpa mengambil kira perasaan orang lain. Lelaki soleh akan bertindak dengan cara yang lebih efisien dan bijaksana dan senantiasa memohon petunjuk dari Allah swt. Dengan ini kebahagiaan rumahtangga akan dapat dikekalkan buat selama lamanya. Berlaku baik terhadap isteri, suami yang soleh akan sentiasa menjaga kebajikan keluarganya terutama isterinya. Ia senantiasa menjaga hati dan perasaan pasangannya dan sentiasa menggembirakan isterinya. Mereka juga akan bertanggungjawab dalam menguruskan urusan rumahtangga, dan bekerjasama dengan isterinya.


Sabda Rasulullah: “Orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang terbaik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang terbaik diantara kamu terhadap isteriku.” ( HR Ibnu Majah )


Tauladan Rasulullah dalam kehidupan berkeluarga:

Keadaan beliau sebagai suami dan ayah

Kebiasaan beliau di tengah kehidupan bekeluarga

Cinta kasih beliau terhadap isteri dan anak.


Salam ukhuwah...




Sabtu, 11 Juni 2011

Penantian Ini Akan Bercerita




Menantimu bukan satu hal yang mudah bagiku..
Menantimu butuh kesabaran berlipat dari batas sabarku yang sebenarnya..
Menantimu butuh ekstra kekuatan yang tak kenal kata patah..
Menantimu bagai bom waktu, yang akan siap meledak kapan dan di mana saja..
Menantimu sesungguhnya adalah boomerang yang siap menyambitku kapan dan di mana saja..
Melihatmu di hadapanku..
Memandangmu dengan setiap sudut pandanganku..
Menyaksikan setiap tingkah polahmu..
Membuatku bertanya2 "sebenarnya untuk apa aku menantimu?"
Benarkah kamu hidup dan matiku?
Benarkah kamu yang akan mengantarkan aku pada kebahagiaanku kelak?
Benarkah bahwa kamu pantas untuk aku perjuangkan?
Bisakah kamu menjawab semua pertanyaanku?
Karena bahkan sampai sekarang pun aku tak lelah menantimu, meskipun ku tahu kamu semakin menjauhkan aku dari mimpi yang masih tergenggam di tanganku ini..
Karena bahkan sampai detik ini, aku memungkiri letih yang tersampir di pundakku..
Karena bahkan sampai saat ini pun aku tak pernah merasa bahwa menantimu hanya akan membunuhku perlahan..
Karena aku yakin, menantimu ini, penantianku ini, satu saat nanti akan menjadi cerita yang manis untuk kita. Tak peduli bagaimana akhirnya nanti...

Jumat, 10 Juni 2011

***Surat Cinta Za Untuk Gus***


..Aku ingin menikah..
Bu, aku ingin menikah..
Bu, aku ingin merasai memiliki suami dan anak seperti mu..
Bu, aku ingin bahagia..
Sudah jelas tampak dalam benakku, bayangan seorang suami yang berada di ruang sebelah, sedang asyik di depan komputer atau meja gambarnya, sementara aku menungguinya di kamar sambil sembahyang sunnah.. Aku tersenyum begitu ia tiba-tiba muncul memelukku dari belakang di tempat tidur kami begitu sepertiga malam terakhir hadir dan mengajakku berwudhu.
Aku bukan perempuan religius. tapi aku begitu yakin ketika menikah dengannya aku akan memperoleh ketenangan batin.

Begitu pagi, mengurusi jagoan kecilku berpakaian sambil menyanyikannya dzikir pagi hari…subhanallah ‘adada khalqi……dan merapikan dasi suamiku yang berkemeja biru langit, sambil menciumi janggutnya yang selalu bersih itu…Mereka akan bergantian memelukku dan tersenyum…”bunda, berangkat dulu yaa…”
Aku bukan perempuan berwajah teduh. tapi aku begitu yakin akan mampu meneduhkan suami dan anakku.
Dan ketika mereka tak ada, aku akan sibuk membenahi rumah dan jadi koki sambil bersenandung mengikuti irama lagu-lagu baru di radio. Menerima telepon dari sahabat-sahabatku sesekali. Melanjutkan tadarus, karena isya’ nanti suamiku akan memeriksa progressnya. Mengurusi jundi-ku ketika ia pulang dan cerita kalau ia hari ini dihajar teman-temannya….mengajar
inya untuk shalat tepat waktu dan istirahat siang..lalu aku akan asyik di perpustakaan suamiku sambil menyiapkan bahan ajar karena sore nanti murid-murid kecilku akan datang….
Aku bukan perempuan yang pandai. tapi aku mau berjuang untuk jadi pandai. Sekalipun tak kan pernah cukup bagimu.
Begitu sore menjelang, murid-muridku satu persatu pamit pulang, akan kubasuh tubuh dan kukenakan pakaian terbaikku, jilbab terbaikku, dan perhiasan yang diberi suamiku….berdandan layaknya mengunjungi teman sejawat dan sanak saudara..agar suamiku ridha melihatku ketika kami bertemu nanti. Agar penatnya segera hilang begitu kusuguhkan teh dan pisang goreng sambil ia mencium lembut pinggangku dan tersenyum..
Tuhan, aku bukan perempuan berwajah cantik. Tapi aku ingin suamiku melihatku sebagai wanita paling cantik di matanya..
Dan magrib berkunjung, kami akan asyik khusyuk shalat berjama’ah..betapa akan kukagumi bacaan sholat suamiku dan siluet tubuhnya yang tegap ketika mengimami kami, maka aku akan berdoa dan bersyukur untuknya kepada Tuhan..
Maka ketika isya’ menutup hari, jundi tertidur, suamiku akan sibuk membuatku tertawa sebelum ia kembali kepada rutinitasnya bekerja di kamar sebelah….
Bu…aku tak minta banyak, izinkan ini jadi nyata. Aku tahu nanti tak akan semulus tampaknya. Aku tahu kau khawatir kepadaku. Tapi bu, aku telah menemukan imamku, jangan engkau menolaknya, karena ia akan menjagaku lebih baik dari yang bisa ibu bayangkan. Aku tak akan benar-benar lepas dan menghilang darimu bu. Tak inginkah ibu menimang cucu ? karena aku sudah tak sabar mengandungnya..Tak inginkah ibu melihatku tersenyum dan menjadi dewasa…? karena aku sudah tak sabar menjemput kebahagiaan.
Bu, ridha lah pada ku…izinkan aku menikah..

Surat Sayang dari ALLAH



Saat kau bangun pagi hari AKU Memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKU walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepadaKU atas sesuatu hal yang indah,yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin....

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja... AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap,AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU,tetapi engkau terlalu sibuk....

Di satu tempat engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun,kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu...AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU,tetapi engkau berlari ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari,dengan semua kegiatanmu... AKU berfikir engkau terlalu sibuk, untuk mengucapkan sesuatu kepadaKU..
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling,mungkin engkau merasa maku untuk berbicara kepadaKU.... Itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.. Engkau memandang tiga atau empat meja di sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan,tetapi engkau tidak melakukannya... Masih ada waktu yang tersisa,dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah... Kelihatannya banyak hal yang harus kau kerjakan...
Setelah tugasmu selesai,engkau menyalakan tv,engkau menghabiskan banyak waktu di depannya tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang di tampilkan.. 

Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton tv dan menikmati makananmu, tetapi kembali, enkau tidak berbicara kepadaKU...
Saat tidur,KUpikir kau merasa terlalu lelah, setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu,kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatah katapun namaKU kau sebut..engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu..

AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari... AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain.. AKU sangat menyayangimu... Setiap hari aku menantikan sepatah kata do'a, pikiran atau syukur di hatimu...
Keesok harinya engkau bangun kembali.. Dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih... Bahwa hari ini kau akan memberiKU sedikit waktu untuk menyapaKU....tapi yang KUtunggu.... Tak kunjung tiba....tak juga kau menyapaKU...
Subuh...zuhur...ashar...magrib...isya... Dan subuh kembali... Kau masih mengacuhkan AKU.... Tak ada sepatah kata,tak ada seucap do'a dan tak ada rasa,tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU..

Apa salahKU padamu wahai ummatKU??? Rizki yang KUlimpahkan,kesehatan yang KUberikan,harta yang KUrelakan,makanan yang KUhidangkan,anak anak yang KUrahmatkan ? Apakah hal itu membuatmu ingat kepadaKU....!!! Percayalah AKU selalu mengasihimu dan AKU tetap berharap suatu saat engkau menyapaKU,memohon perlindunganKU.. Bersujud menghadapKU...yang selalu menyertaimu setiap saat...
Catatan: Apakah kita memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang orang yang kita sayangi ?? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yg kita terima hingga saat ini datangnya hanya dari Allah SWT semata.




Sumber : http://didiorangemytraveling.blogspot.com/search/label/%C2%B8%C2%B8.%E2%80%A2%DB%9E%20..%20Surat%20Sayang%20dari%20Allah%20S.W.T..%22

Kamis, 09 Juni 2011

***Senantiasa Waspada dan Hati-Hati***



Dulu aku mengenalmu,

Sejak pertama komentar di statusmu,
Lalu kau balik komentar di statusku
Semua interaksi yang terkesan biasa
komentar yang semua biasa.

Suatu hari aku tersentak kaget,
Dengan statusmu yang sama dengan statusku,
Di wall mu dan di wall ku tertulis:

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS. Al-Baqarah:75)

Aku lagsung koment, bilang kalau status kita sama,
Kau tampak biasa, aku pun sama

Beberapa hari berikutnya
Di wall ku tertulis:

“Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)”

Kau langsung koment, status kita sama lagi,
Beberapa kali berikutnya begitu
Lagi dan lagi
Dan bukan hanya sekali dua kali
---------------------------------------------

Semakin lama kita semakin dekat
Interaksi seakan begitu padat
Dari situ aku mulai terpikat
Betapa hati ini seakan terikat
------------------------------------------

Yang begitu membuatku semakin kaget
Pada hari itu,
Handphoneku berdering, dari no. tanpa nama
Aku angkat…
Salam dari Suara ujung sana terdengar
Suara seorang ibu.

“Assalamu’alaikum.. Nak”,
“wa’alaikumsalam Bu,”

“Koq, suaramu seperti seorang perempuan Nak?”
“Aku memang perempuan Bu,”

Belakangan baru aku ketahui,
Bahwa itu Ibumu,
Yang nyasar ingin menelponmu
Tapi malah sambung ke no.ku

No. HP kita ternyata hanya berbeda satu angka,
Dan itu membuat ibumu nyasar menelponku.

Tidak tahu, apakah ini hanya kebetulan semata?
-----------------------------------

Sejak itu, obrolan berlanjut via HP.
Bercanda,
Berkenalan,
Aktifitas apa?
Kuliah di mana?
Jurusan apa?
Semester berapa?
Dan lain-lain...

Lagi - lagi aku terkesima
Jurusan kita ternyata sama

Aku semakin Tak mengerti, apakah ini masih di anggap kebetulan semata?

----------------------------
Beberapa hari berselang
Kau mulai mengurangi ritme interaksi kita
Aku tidak paham
Kau pun mulai diam
--------------------------------

Dalam perjalananku pulang kampung waktu itu
Malam ku sendiri tak terlelap
Dalam kereta,
Aku mencoba membuka akunmu

Tak bisa terbuka,
Ternyata kau meremove ku
Aku menangis,
Aku pun risau,
Apakah salah ku?
Mencoba untuk tetap tenang dalam tidurku

Mimpi…mimpi…
Mimpi yang membuatku bangun seketika
Di tengah malam itu

Perasaanku semakin tak enak,
Gemetar tubuhku,
mengetik SMS untukmu,
ku awali menanyakan sujud mu malam ini?
Dan menanyakan
Apa alasanmu meremove akunku?

Ku tunggu balasanmu
Tak ada

Akupun mendesak mu
Tolong dibalas
Agar aku bisa tenang
Agar aku bisa kembali bermimpi
-----------------------------

Cahaya pagi mulai menyapa
Menembus sela-sela ruang yang menerpa
Kau membalas SMS itu,
Kau bilang tidak ada apa-apa

Kau meminta ku
Untuk SMS seperlunya
Tanpa canda,
Tanpa sia-sia,
Tanpa ada kata percuma,

Waktu pun ikut berbicara
Tidak juga di atas jam 9 malam,
Tidak dini hari,
Tidak usah mengingatkan Sujud malammu

Kau bilang takut menimbulkan fitnah
termasuk untuk menetralisir perasaan
dan untuk meremove ku dari fikiranmu.

Aku sepakat dengan syaratmu.
Aku pun menangis sejadi-jadinya,
Ternayata selama ini aku begitu,
-------------------

Semua Akun FB ku, kau blokir
No.HP mu kau ganti
Semua celah kau tutup rapat
Tak ada komunikasi
Tak ada lagi interaksi

Aku memilih sepi,
memilih sendiri,
Sepi dalam tangisan mata
Sendiri dalam linangan gerimis jiwa

Tangisan tak tertahankan
Di sepertiga malam terkahir
Aku memohon ampunan
Ya Ghofar
Ya Syahiid

Ampuni Hamba-Mu ini
Saksikanlah gemuruh pengharapan
Pengampunan atas segala dosa
--------------------------


Wahai kau yang ada disana
Kini Aku akan menikah

Di hari pernikahanku nanti
Aku ingin kau datang
Sebagai penenang hatiku
Bahwa kau telah bahagia

Jika semua berjalan sesuai rencanamu
Seharusnya kau sudah menikah di bulan Syawal tahun lalu
Di bulan sebelumnya aku pernah menunggu
Menuggu akan ada telepon lagi dari ibumu
Tapi bukan karena nyasar
Tapi menunggu kabar dari ibumu
Bahwa kau kan melamarku

Tapi ternyata tidak
Hampa
Kosong
Tak bertuan
----------------------


Aku tahu,
Aku memang tidak pantas untukmu
Aku yang pernah mengotori hatimu
Maafkan aku

Karena kau pernah bilang :
“jika menginginkan sesuatu yang suci, maka harus di tempuh dengan jalan yang suci pula”
Wahai kau yang ada disana
Aku memang tidak pantas untukmu
Terimakasih atas semua
Kau lebih pantas dengan yang lebih terjaga juga
----------------------------

Kini Aku akan menikah
Menikah dengan orang yang belum pernah aku kenal sebelumnya
Semua aku serahkan pada kakak laki-laki tertuaku
Tanpa Ta’aruf
Tanpa Nazhar

Aku percaya pada kakakku untuk memilih yang terbaik untukku
Sejak kejadian itu
Aku putuskan semua interaksi dengan lawan jenis
Aku menjadi terlalu sensitife dengan mereka

Karena kau pernah bilang
“seorang yang mengaku dirinya hamba, tidak akan mengulangi kesalahan berulang-ulang kali”
-----------------------

Kini Aku Akan Menikah…
Maafkan aku menulis begini
Kau tak lagi mungkin membaca catatanku ini,
karena ternyata blokir lebih kejam dari remove
Dan memang bukan itu yang kuharapkan..

Ku hanya ingin mengingatkan pada yang lain,
sebagai pelajaran untuk semua
Just It..
---------------------------

KARENA AKU AKAN MENIKAH.!!

-----------selesai penukilan--------------


Komentar :

Inilah bahaya facebook dan internet secara umum. Hendaknya kita menjaga diri kita dari segala pintu fitnah.
Hati-hatilah, Karena..

Barangkali Kau bisa mendapatkan istri/suami dari sana...
Namun istri/suamimu menyimpan laki-laki/wanita lain di hatinya....
Yaitu laki-laki/wanita yang pernah ada di friendlist facebooknya.....

Maka, jika kau tidak ingin seperti itu...
Hendaknya kita pun juga menjaga diri kita....
Dengan tidak bermudah-mudahan dengan lawan jenis....
Jangan latih diri kita tuk mengkhianati kekasih kita....
Dengan FB-an pada laki-laki/wanita yang bukan mahram kita...

karena...
al-jazaa'u min jinsi al'amali....

hati-hatilah dengan kata-kata "bersayap"...
yang mungkin kita kontarkan....
atau akhwat/ikhwan lontarkan kepada kita...

Kata-kata saudara/i kita di atas adalah kata-kata "bersayap"....
yaitu kata-kata yang mengatakan "pergilah",
tetapi orang yang ditujunya akan membacanya "datanglah"...
Yang sebenarnya kita pun malu mambacanya....

Maka, seorang muslim yang baik adalah yang menjauhi fitnah yang merusak....
Ia tidak terlena dengan untaian kata-kata ...
tetapi terlena dengan kalamullah dan kalam nabi-Nya..
===============



 






Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=224449517583893&set=a.224422864253225.70321.158670224161823&type=1

Jumat, 03 Juni 2011

*** Aku di Makamkan Hari Ini ***

Bismillah...

Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu





Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta ,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka ,
maafkan aku ayah dan ibu ,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka ...

begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia sia an
kesenangan yg pernah kuraih dulu, tak ada artinya
sama sekali mengapa ku sia sia saja ,
waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu ...

Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan ...





Sumber :  http://www.facebook.com/notes/akhii-full-hikmah/aku-dimakamkan-hari-ini/164312380299486