Annyong hanseyo chingudeul...
Pertama-tama saya ingin memeinta maaf
kepada pihak MBC Korea dan Para crew Beethoven Virus serta para pengagum Kim
Myung Min (yang berperan sebagai Maestro Kang), serta Beethoven Virus. Karena
saya sudah membuat cerita khayalan saya sendiri tentang cerita kelanjutan
cerita Beethoven Virus yang lalu.
Sewaktu saya membongkar-bongkar
myungmininternasional.com saya menemukan sebuah gambar , yaitu gambar antara
Lee Ji Ah dan Kim Myung Min atau Du Ru Mi dengan Maestro. Kagetnya digambar itu
ada tulisan Beethoven Virus Season 2, terus saya punya ide untuk meneruskan
cerita tersebut. Karena di forum Myung Min Internasional juga dibahas akan hal
itu Beethoven Virus Season 2, di Topik Beethoven Virus. Ada yang bilang
kelanjutan ceritanya Du Ru Mi dan Maestro menikah setelah bertemu kembali, ada
yang bilang Du Ru Mi setia selalu menunggu Maestro untuk segera datang ke Korea
lagi, sungguh beragam komentar-komentar ditopik itu, buat ketawa-ketiwi
bacanya. Kalau ada yang belum bergabung silakan bergabung disana, saya sudah
bergabung dan memiliki banyak teman dari sana, baik dari Indonesia, Jepang
ataupun Korea.
Tak perlu berlama lagi ini cerita
khayalan terbitan dari khayalan saya...^^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Beethoven Virus
Season 2
Part 1
Kembali ke alur sebelumnya, setelah
memimpin beberapa lagu dalam konser gabungan antara orchestra Gun Woo muda dan
orchestra kota, Maestro Kang pun pergi untuk kembali ke Jerman, karena masa 6
bulan dia telah berakhir di korea.
Sepeninggalan Maestro semua berjalan,
ya... kehidupan ini akan terus berjalan seperti air yang mengalir dan tentunya
akan ada hambatan yang menghadang. Dalam hidup tidak seterusnya itu mulus
tetapi akan ada sesuatu yang mengahadang yang akan menambah cerita kehidupan
itu bagus dan sempurna. Tanpa hambatan ataupun masalah yang ada hidup tidak
sempurna, malah akan menimbulkan kebosanan.
Du Ru Mi pun menjalani operasi pada
telinganya, dan Gun Woo muda meneruskan
pendidikannya di seni musik, sesuai janji dia kepada Maestro bahawa ia ingin
kelak Maestro menjadi gurunya.
Suatu hari yang cerah...
“Du Ru Mi !!” teriak Gun Woo muda
memanggil Ru Mi yang sedang menjemurkan pakaian dihalaman.
“Eh.. Gun Woo” (Huuuuffttt) Ru Mi
menjawab dengan menghela nafas, “Bagaimana kabar Maestro disana ya ?”
“Entahlah, mungkin ia membunuh banyak
orchestra disana, seperti julukan dia Sang Pembunuh Orchestra” (Hahahaaa...)
jawab Gun Woo dengan candaan.
“Kau ini, aku serius” (Dengan memandang
langit yang mulai mendung) jawab Ru Mi.
“Kau sepertinya tidak semangat sekali...
hmm... Kau merindukan Maestro ya ?” (Dengan tatapan sedih)
“Ooo.. Aaa.. aa.. Gun Woo” Ru Mi
kehilangan kata-kata. Dan tiba-tiba...
“Du Ru Mi !!” Bibi memanggil...
“Eh.. iya Bi, sebentar... Gun Woo, aku
masuk dulu ya, nanti kita sambung lagi percakapan kita”
Suasana menjadi sepi dan tanpa kata. “Maestro
apa kabar mu disana, apakah kau tahu ada seseorang yang menunggumu disini
dengan setia setiap harinya. Walau pun ku tak bisa menempati relung hati Du Ru
Mi, tetapi aku tak ingin melihat dia bersedih seperti ini. Dia tidak seperti
dulu yang ceria setiap saat” (dalam dunia khayalan Gun Woo).
\\\\
Suasana dikantor
mayor Choi, yang ribut dan berantakan dengan kertas-kertas serta berkas-berkas
yang bertebaran disana sini.
“Bagaimana ini
Mayor, suasana di kota ini menjadi semakinberantakan karena orchestra yang
ditiadakan ?” Pak kepala polisi bertanya dengan nada sengal dan nafas yang
tidak beraturan.
“Huh... seandainya
maetro tidak berbuat sejauh ini waktu itu. Pasti tidak akan menjadi masalah
yang sulit untuk meniadakan orchestra dikota ini”, (Dengan tatapan penuh
kemarahan).
“Tapi mayor,
bukankah sebelum Maestro berbuat sejauh itu ada muridnya ya.. itu dia ya... Gun
Woo yang merencanakan hal itu sebelumnya”, Pak kepala polisi menjawab.
“Murid Maestro
ya.. Hmm... Gu Woo”, (Dengan senyuman licik dan penuh kecurigaan Mayor
berbicara).
Lalu Mayor
mengambil ponsel genggamnya dan menghubungi seseorang dengan suara yang
berbisik.
Tiba-tiba...
tokk.. tokk.. tokk.. Cklekk... Seorang tinggi tegap memasuki ruangan Mayor.
“Kau, kepala
polisi silakan tinggalkan aku berdua saja”, Mayor memerintahkan Kepala Polisi
dengan menunjuknya.
“Baa.. baikk...k
Mayor”, Kepala Polisi pun keluar degan kepala tertunduk,
(“Apa yang
direncanakan mayor ya, membuatku bingung saja, semoga saja bukan rencana atau
urusan yang membuat berantakan suasana kota ini”, Pak kepala polisi dalam
khayalannya dengan menggaruk-garuk kepalanya.)
\\\
Ada telepon
angkat aku, angkat aku... Ada telepon
angkat aku, angkat... (Irama Ponsel Gun Woo)
klik... “Ya Gun
Woo disini, apa ?”, dengan kaget dan terburu-buru Gun Woo keluar dari rumah dan
pergi.
Di tempat lainya,
kandang hewan yang dimanfaatkan orchestra Gun Woo untuk latihan~
“Berarti mungkin
Mayor sudah sadar dengan konspirasi kita kepada dia untuk mengembalikan
orchestra benarkan ?”, Paman Yongki berbicara dengan lantang dan bangga.
Hyeden menjawab
dengan nada bicara penuh kecurigaan, “Apakah benar, atau ada maksud tertentu..
hmm...”
“Kau tahu apa
Hyeden, kau itu hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa, sebaiknya kau pikirkan
sekolahmu saja huuhfftt...”, Paman Yongki menyela Hyeden.
“Hehh... Kau
ini.. sudah tua masih tidak berubah..”, Hyeden berbicara dengan nada marah.
“Apa kau
bilang... Heyy.. kau ingin bertengkar.. Hah..”, Paman Yongki yang tersinggung
pun tersulut amarahnya.
Lalu ditengah
keributan~ “Mungkin benar juga yang dikatakan Hyeden” tiba-tiba Du Ru Mi
berbicara.
Suasana pun
menjadi sunyi dan sepi, serta tanpa kata. Hanya suara jangkrik dan suara hewan
malam yang terdengar. Suara langkah seseorang berlari terdengar dari
kejauhan...
“Apakah
bbenar.. bena.. arr..?”, Hahh.. hahh..
hahh (Suara nafas Gun Woo yang tersengal-sengal) Gun Woo datang dan bertanya
dengan nada bicara penuh ketidak percayaan...
To Be Continue~~~~