Selasa, 25 Oktober 2011

Terus Menulis Hingga Nanti






Ku ingin seperti ini, terus semangat apa lagi semangat menulis, kaya aku salah ambil jurusan fakultas deh, harusnya masuk "Sastra" bukan "Matematika". Tapi kalau keduanya bisa dijalani atau ditapaki kenapa enggak iya gak hehehe...


Ku suka menulis sejak ada temanku yang hobinya itu bikin puisi terus sepanjang hari waktu sekolah dulu, dan hebatnya lagi tiap ku suruh buatin puisi gak ada 5 menit udah selesai. Yang paling ku ingat itu judul puisi dia itu "FATAMORGANA" dan puisi itu yang aku baca saat maju kedepan kelas buat baca puisi karya masing-masing waktu kelas 2 SMA. Ya maklum gak bisa bikin puisi kan aji mumpung... mumm mumm mumpung ada yang bisa. Kenapa sekarang aku suka nulis jawabannya belum dikisah diatas juga ada tambahannya, waktu kelas 3 SMA pas pelajaran bahasa indonesia juga nih sama kaya kelas 2SMA, disuruh maju kedepan buat baca karya puisi sendiri, tapi kali ini diambil nilai dalam hal ekspresi, intonasi, mimik, dan cara penyampaian. Waktu itu aku gak duduk sebangku sama temenku yang jago bikin puisi, huuhh jauhan saat itu gak bisa minta bikinin puisi. Dan akhirnya bikin sendiri, waktu itu judulnya kalau gak salah "IBU" cuma beberapa baris aja sih hehehe...


Tetapi anehnya saat aku dipanggil saat giliran aku, aku baca dengan penuh percaya diri dan sampai nangis, gak sadar saat itu tetesin air mata, aku bisaaa.. bisaaa.. ada bakat terpendam sepertinya aku ini. Saat selesai baca juga aku lirik ke data nilai, aku dapet nilai 8 semua untuk mimik, intonasi dan pembawaannya, dan temanku yang lain rata-rata 7. Aaahhh senangnya dapet nilai bagu, dan mulai saat itu jadi suka banget nulis plusss tidak ketinggalan hobi gambarku hehehee...
Sekarang sedang merambah gambar sosok manusia bukan sosok kartun, ternyata ada perkembangan hehehe...


Kapan-kapan ku post'in gambarku ya, tapi karya chibi akhwat ku yang pertama juga ada, itu hasil karya pertamaku gambar menggunakan komputer, gak nyangka kata temen kuliahku keren dan bagus. Kalu mau liat ada Klik disini ada gambar akhwat warna pink, itu karya pertama ku.


Salam semangat untuk ku dan akan terus semangat serta terus berusaha hingga misiku tercapai huehhh... ambisius sekali aku,  gwaenchanh-ayo (tapi tak apa-apa) hehee...




Terus SEMANGAT... Aja Aja Fighting --->> itu bahasa korea artinya SEMANGAT :'D





Mikey Feat. Kim Jong Kook – All For U


Bagi pencinta K-POP ada sebuah lagu yang bikin ketawa dan senyum-senyum sendiri, ada rasa senang tersendiri pokoknya, yang padahal tadi sempet merenung, gelisah dan resah sampe mau nangis, tapi berkat lagu ini jadi semangat lagi. Perpaduan antara ballad dan rap keren banget, yang nyanyi juga keren he he he he...
Ini sekilas pendapat aku tentang lagu ini, menurut kalian gimana ? kalau ada yang mau coba dengerin musiknya silakan download aja Klik disini.


Mikey Feat. Kim Jong Kook – All For U

You’re the reason I live
This is the love song
I offer you my love, listen

neottaemune nan tto harureul sara ga
neottaemune nan apa do mseo bwa
bam haneure byeolbichi dahal ttae kkaji
neo hanaman saranghae

naege sarang iran geon, aju meolgo meon
iyagira saenggak haesseo cheoeum, neol bodeon
geu nari ogi kkaji, sarang ape kkolji
yeosseot deon nan ije Number 1
neon naye Genie, nae salmye uimi
nae majimak sowoneul irwotsseuni
nae mom gwa mami, da dalh dorok
neoye songwa bari, dwe julge

su eobshi heullyeot deon ibyeol ye nunmul do
neol manna gil wihan yeonseub iyeot nabwa
My love, oh

naege sarangeun ojik hana, Only you
na jigeum kkaji sara, on iyu
isesang modeun geoshi byeonhae do
nan hangsang geudae maneul I love you

neottaemune nan tto harureul sara ga
neottaemune nan apa do mseo bwa
bam haneure byeolbichi dahal ttae kkaji
neo hanaman saranghae

neol saranghae sumi dahal ttae kkaji
neol saranghae nae modeun geol da bachyeo
yongwon torok ni gyeoteul jikyeo jun dago
jeo haneure yaksokhae

neon hangsang nae insaeng ye cheot beonjjae
mwol haedo na boda neoga meonjeo geokjeong dwae
geu mankeum sojunghae, tto eojjeol ttaen
ni saenggake haru jongil ut giman hae
neon sseu disseun nae insaenge dalkomhan Sugar
bappeun ilsang soge pogeun han hyuga
geu eoneu nuga, morae do nan
sesange gajang gabsjin gajin buja

wae ije seoya neon naegero on geoni
haneuri naeryeo jun gajang gabsjin seonmul
My love, oh

naege sarangeun ojik hana, Only you
na jigeum kkaji sara, on iyu
isesang modeun geoshi byeonhae do
nan hangsang geudae maneul I love you

neottaemune nan tto harureul sara ga
neottaemune nan apa do mseo bwa
bam haneure byeolbichi dahal ttae kkaji
neo hanaman saranghae

neol saranghae sumi dahal ttae kkaji
neol saranghae nae modeun geol da bachyeo
yongwon torok ni gyeoteul jikyeo jun dago
jeo haneure yaksokhae

eonje kkaji na neoye yeopeseo nan
neoye modeun geoseul ara galge
dan harureul sara do ojik neo
hanaman wihae sara galge
ttaeron datugo, himi deul ttaemyeon
naega meonjeo gamssa ana julge
neo ege yaksokhae, byeonham eobtneun
yongwonhan sarangeul julge All for U

neottaemune nan tto harureul sara ga
neottaemune nan apa do mseo bwa
bam haneure byeolbichi dahal ttae kkaji
neo hanaman saranghae
yongwonhi neol saranghae



Senin, 24 Oktober 2011

OST. My Fair Lady, Romance - Yoon Eun Hye and Jeong Il Woo






[LYRICS] Romance - Yoon Eun Hye and Jeong Il Woo ( OST My Fair Lady ) 

HANGUL

오랜 습관처럼
나의 곁에 있는 널 찾아
아닌 척해도 물감이 번지듯
너를 향해 서성이는 나
사랑에 빠지면
모두 하나만 보이나 봐요
또 남자답게 붙잡지도 못하는
나라도 괜찮은 건가요

사랑이죠 난 그거면 돼요
그대 한 사람만으로 난 행복할수 있어요
보고 싶은 나의 맘을 멈출 수 없어서
아파도 내 가슴에 둘래요

손을 놓으려고
애를 써 봐도 다시 여긴데
딴 여자처럼 곱게 말도 못하는
나라도 괜찮은 건가요
사랑이죠 난 그거면 돼요

그대 한 사람만으로 난 행복할수 있어요
보고 싶은 나의 맘을 멈출 수 없어서
아파도 내 가슴에 둘래요
사랑해요 그댈 사랑해요
내겐 두번 다시는 오지않을 내사람이죠
다 버려도 그대만 오면 난 괜찮아요
아파도 그댈 사랑할래요
그대는 나의 사랑 알까요


[LYRICS] Romance - Yoon Eun Hye and Jeong Il Woo ( OST My Fair Lady ) 

ROMANIZATION

oraen seupgwancheoreom
naui gyeote inneun neol chaja
anin cheokhaedo mulgami beonjideut
neoreul hyanghae seoseongineun na

sarange ppajimyeon
modu hanaman boina bwayo
tto namjadapge butjapjido motaneun
narado gwaenchanheun geongayo
sarangijyo nan geugeomyeon dwaeyo

geudae han sarammaneuro nan haengbokhalsu isseoyo
bogo sipeun naui mameul meomchul su eobseoseo
apado nae gaseume dullaeyo

soneul noheuryeogo
aereul sseo bwado dasi yeoginde
ttan yeojacheoreom gopge maldo motaneun
narado gwaenchanheun geongayo

sarangijyo nan geugeomyeon dwaeyo
geudae han sarammaneuro nan haengbokhalsu isseoyo
bogo sipeun naui mameul meomchul su eobseoseo
apado nae gaseume dullaeyo
saranghaeyo geudael saranghaeyo

naegen dubeon dasineun ojianheul naesaramijyo
da beoryeodo geudaeman omyeon nan gwaenchanhayo
apado geudael saranghallaeyo
geudaeneun naui sarang alkkayo

Materi Liqo Ku ^^


Berhiasnya Seorang Wanita
Ketika Rasulullah ditanya siapa yang paling mulia, yaitu Ibu, sampai tiga kali Rasulullah menjawab Ibu. Wanita itu sangat mulia jika bisa menjagaa tingkah laku dan kemaluannya atu menjaga diri.
10 cara berhias untuk manusia :
1.         Mencukur kumis,
2.       Memotong kuku,
3.       Mencucui jari jemari,
4.        Memanjangkan jenggot  --à Menurut saya ini gak rapi tapi kurang rapi
5.       Bersiwak,
6.       Mencabut bulu ketiak,
7.        Mencukur buku kemaluan,
8.       Memasukkan air kedalam lubang hidung,
9.       Beristinja,
10.      Berwudhu.
Tentang Parfum
Hadits riwayat Ahmad, “Rasulullah bersabda ; Jika seorang wanita memakai parfum dengan tujuan untuk tercium oleh orang lain maka ia sama saja sudah berzina”. Kecuali untuk menutupi kekurangannya seperti bau badan dan agar teman tidak risih karena bau badan kita.
Tentang Cat Kuku
Diperbolehkan untuk cat kuku bagi wanita yaitu berupa daun pacar, kecuali dengan kutek, tetapi Aisyah tidak memakai karena tidak menyukainya.
Berhijab (QS. An-Nur : 31)
Þ    Wahai Nabi kepada Istri-istrimu, Anak-anakmu, dan Istri-istri orang mukmin untuk memakai jilbab dan baju kurung. (QS. Al-Ahzab : 59).
Þ    Katakanlah kepada orang/anak/perempuan mukmin untuk menjaga pandangan. (QS. An-Nur : 31).
Þ    Tabaruj, yaitu berhias dengan memperlihatkan kecantikan, seperti menampakkan keidahan tubuh dan wajah.
Syarat Syah Hijab
1.         Hijab harus menutupi seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan, untuk memberikan kesaksian dan sholat.
2.       Hijab bukan untuk berhias jangan terlalu mencolok.
3.       Hijab itu harus lapang/agak longgar dalam berpakaian bukan ketat.
4.        Hijab itu tidak memperlihatkan kaki.
5.       Hijab tidak berpakaian dengan urakan/ada sobek.

Sumber : Fiqih Wanita

Sabtu, 22 Oktober 2011

Indahnya Silaturahmi Itu

Silaturahmi itu membuat hati senang tiada tara,apa lagi silaturahmi dengan para guru-guru semasa SMA dulu. Kejadian ini saat ku ingin mengambil silabus yang mana itu adalah tugas dari kampus, karena kuliah yang sedang ku jalani ini berbasis pendidkan jadi tak jauh-jauh dengan yang namanya RPP, PROTA (Program Tahunan) atau PROSEM (Program Semester). Saat kesekolah itu rasanya menyenangkan ternyata guru-guruku masih kenal denganku, dengan bilang "Ini anak kita dulu kan", dan ada guru beliau biasa dipanggil Mami Tien, yang bilang bahwa aku tambah cantik dan putih aja hahaha... jadi GE'ER.

Saat itu jadi rindu akan masa-masa SMA yang dulu pernah dilalui, yang masih bandel-bandelnya. Nyadarnya pas udah kuliah, bahwa masa-masa itu gak akan terulang kembali. Sudah banyak perubahan ternyata dari segi guru dan sekolah juga sudah bagus. Sekarang guru-gurunya kebanyakan baru, waktu itu gak ketemu guru-guruku semua, hanya beberapa yang ku temui dan perubahan fisik mereka jelas terlihat, sudah banyak rambut putih, mata yang lelah dan kulit-kulit mereka yang mulai berkeriput. Dan ku hanya meninggalkan dua toples kue untuk guru-guruku saat itu. Sungguh rindunya masa-masa SMA dulu, yang ku ingat hanya saat dimana sekelas selalu dimarahi oleh wali kelas bersama entah masalah nilai, pelajaran, kenakalan atau masalah lainnya selalu bersama. Ku ingin sekali bisa kesana kemabali, ke SMA ku tercinta...

tapi kali ini bersama dambaan hatiku yang mengisi hati yang dijaga baik-baik oleh Allah,
cinta yang dirawat baik-baik oleh Allah,
diri ini yang dipelihara oleh Allah,
Kasih ini yang selalu terjaga karena Allah,

Semoga itu terjadi sesuai harapanku... Aamiin Ya Allah...

Minggu, 16 Oktober 2011

Encouragement







Encouragement

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah
pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?” “DariIndonesia ,” jawab saya. Dia pun tersenyum.

Budaya Menghukum
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak-anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit
memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran
berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita. Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah. 

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah
ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan
yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu
menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.


Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita
mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Melahirkan Kehebatan
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan
seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan
semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan
(dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*)


Oleh :
RHENALD KASALI
Ketua Program MM UI

Sabtu, 15 Oktober 2011

PPL Ohhh... PPL

Baru beberapa minggu masuk kuliah udah disibukan dengan urusan PPL, mulai pusing-pusing ria cari kelompok dan sekolah yang mau dituju. Hari demi hari terus cari dan mencari teman tuk dijadikan tim satu kelompok PPL, sampe putus asa waktu itu. Tapi bersyukur banget ternyata aku sudah dimasukan kekelompok PPL temen, tapi ada problem lain yang menghadang, kebingungan akan mau kekelompok yang itu, itu, atau itu tuhh...
Aku akan buktikan bahwa aku mampu dan mampu, selama belum usaha mana tau, jangan takut masih ada Allah yang selalu bersama kita hamba-Nya. So Usaha dengan dibarengi doa, Insya Allah lancar... Aamiin (Mohon doanya ya  :'D).

Tetapi tak berhenti dari situ, ternyata aku harus berkejar-kejaran juga dengan judul tuk proposal lanjutan tuk skripsi, kejar-kejaran sama dosen yang ternyata beliau sibuk super sibuk, gak tau sibuk atau menghindar dari para mahasiswa yang mau mengajukan judul. Duha bapak dimanakah engkau ? ku ingin bertemu dirimu walau sebentar, dan semoga judulku di ACC... Aamiin
Untuk mencari tiga judul saja aku sudah bingung, sampai buka-buka buku masalah psikologi, karena dengar-dengar beliau hanya mau menerima judul-judul tentang pendidikan yang aneh-aneh, bukan yang pasaran, seperti motivasi terhadap bla.. bla.. bla.. atau malah kreativitas bla bla bla terhadap bla bla bla... mencari judul memakan waktu, tapi baru tau kalau aku bisa berpikir keras hingga tak tidur demi mendapatkan judul dan judul...
Semoga dari stu ada hikmah dan ada keajaiban besar dalam usahaku, dan semoga beliau adalah pembimbing skripsi ku... Aamiin


Bismillah... Pasti BISA !

Selasa, 11 Oktober 2011

Money is....

Gambaran mengenai uang jelas dan jelas sudah dapat diketahui, aku tertegun setelah mendengar kutipan kalimat bahwa "Uang itu menakutkan", kalimat itu diucapkan oleh Lee Tae Young yaitu seorang pengacara muda dalam korama "My Fair Lady", Lee Tae Young itu kalau gak salah Aktor Korea "Jung Il Woo" hmmm... manis banget sih kamu^^


Ya dari kalimat Lee Tae Young itu aku mulai memikirkan, dan saat ini hanya demi uang seseorang rela untuk melakukan apapun termasuk menjual harga diri maupun kehormatan, dan pula bila tak ada uang itu justru sangat menakutkan bagi kehidupan ini. Dan baru tersiar kabar dalam suatu berita bahwa ada seorang anak yang mengalami gizi buru yang di pulangkan paksa, apakah ini karena uang ? uang dan uang sekali lagi.


Sungguh uang itu barang yang menakutkan, apakah tidak bisa ada suatu toleransi, bagaimana dengan sistem pemerintahan ini. Ternyata, rakyat miskin belum semuanya terjamah oleh pemerintah dan pula belum terbantu sepenuhnya.... Hadeeuuhhh bahasaku ketinggian gak ??  :'o


Artikel lain yang mengungkapkan uang itu menakutkan juga ada, bahwa.........................
Mengutip sebuah website, ada kata-kata bijak yang harus kita pegang dalam memandang uang…
“Money can buy a house, but not a home.
Money can buy a bed, but not sleep.
Money can buy a clock, but not time.
Money can buy a book, but not knowledge.
Money can buy food, but not an appetite.
Money can buy position, but not respect.
Money can buy blood, but not life.
Money can buy medicine, but not health.
Money can buy sex, but not love.
Money can buy insurance, but not safety.”






jpg (198×254)


Uang apakah segalanya bagi manusia??
Mengapa tanpa uang manusia tidak bisa hidup bahagia?
Bahkan terlalu banyak uang manusia juga tidak bisa bahagia?
Banyak sekali orang-orang yang terampas haknya karena tidak punya uang. Uang merampas hak kehidupan seseorang. Banyak sekali berita-berita yang mengabarkan kematian karena tidak mampu membeli obat, tidak mampu membayar rumah sakit, bahkan ada anak kecil yang meninggal dunia karena penyakit muntaber karena orang tuanya tidak mampu membayar uang untuk berobat kepuskesmas dan bahkan setelah meninggal bapaknya yang hanya seorang pemulung tidak mampu menyewa sebuah mobil ambulan untuk memakamkan jenazah anaknya dan terpaksa membawanya menggunakan sebuah gerobak. Begitu menderitakah kehidupan seseorang tanpa uang?
Banyak anak-anak dan orangtua yang mati kelaparan karena tidak punya “uang” untuk membeli makanan.
Banyak anak-anak yang tidak dapat bersekolah karena tidak mempunyai biaya. Banyak orang yang tinggal di pinggir-pinggir jalan, dikolong jembatan karena tak mampu membayar sewa rumah.
Mengapa dunia ini terlalu kejam bagi mereka yang tidak ber “uang”?
Karena itu lah, karena penderitaan itu, karena menginginkan kebahagiaan yang dijanjikan oleh uang semua orang melakukan segala cara, menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan “uang”.
Kejahatan yang terjadi didunia ini, di negeri ini tak lain karena “uang”. Pejabat yang koruptor, pencuri, perampok, penculik,pembunuh, semunya karena ingin mendapatkan uang.
Para Hakim, Jaksa, Polisi, dan pengacara yang disuap, yang tak mampu menegakkan keadilan di negeri ini adalah karena “uang”!
“Uang” telah merajarela dibumi antah berantah ini.
“Uang” adalah godaan terbesar bagi manusia.
Manusia melakukan apa saja demi mendapatkan “uang”. Menjual dirinya, menjual tubuhnya, bahkan menjual harga dirinya.
Mengapa “uang” benar-benar menakutkan?
Mengendalikan segala segi kehidupan manusia.
“Uang” membuat manusia bertekuk lutut memujanya.
“uang” benar-benar menkutkan!!

Info artikel ini ada yang dari pemikiran saya dan dari pemikiran orang lain, jom lihat sumbernya Klik disini