Rabu, 29 Februari 2012

Kim Myung Min Akan Menjadi Mata-Mata Dalam Movie 'Spy' Yang Disutradarai Oleh Sutradara 'Man of Vendetta'


Aktor Korea Kim Myung Min akan menjadi "Agen Rahasia Kim" dalam proyek barunya sementara diberi judul "Spy". Dalam film ini, ia kembali akan berkolaborasi dengan Woo Min Ho, direktur 2010 filmnya, "Man of Vendetta".
Dalam sebuah wawancara dengan Kim Myung Min Internasional, aktor 39 tahun itu mengungkapkan bahwa karakter barunya disebut "Kim", sebuah agen rahasia Korea Utara yang datang ke Selatan 10 tahun yang lalu dengan 3 rekan tim. Sementara Kim menyamar sebagai seorang pengusaha yang menjual viagra palsu, dia adalah orang bahagia menikah dengan seorang istri yang penuh kasih dan dua anak yang indah.
Menurut Kim Myung Min, "Spy" adalah "campuran-genre" Film meliputi drama, komedi, keluarga, thriller, action (dengan dosis yang baik adegan mobil), antara lain. Aktor ini menambahkan bahwa ia menandatangani kontrak dua pekan lalu.
"Spy" saat ini sedang dalam pra-produksi dengan script lagi dikembangkan dalam persiapan untuk film yang akan dimulai pada minggu terakhir bulan Maret atau 1 April. Investor dan distributor Lotte Hiburan berharap untuk layar film sebelum Chuseok tahun ini. Casting juga sedang berlangsung.
Dalam berita lain, Kim Myung Min selesai syuting film bencana "Yeongasi" pada 16 Februari. Film 10 miliar won bercerita tentang wabah cacing parasit yang disebut "yeongasi" dan perjuangan seorang ayah untuk menyelamatkan keluarganya dari infeksi yang mengancam jiwa. Sasaran rilis di bioskop Korea Juni 2012.



Foto kredit kepada movist
한국 의 (Korea)

Sumber : Kim Myung Min International

Yang Datang dan Yang Pergi

Artikel yang cukup sedih, dan baru ketemu setelah jelajah tempat-tempat artikel yang bagus, mungkin sudah ada yang pernah baca, tapi cerita ini gak pernah bosan di baca.


KotaSantri.com - Jam Dinding menunjukan pukul dua belas malam tepat. Entah kenapa tiba-tiba aku terbangun. Kutatap dalam-dalam wajah istriku yang masih lelap dalam tidurnya. Kubelai perlahan anak-anak rambut yang tergerai didahinya. Kamu cantik Ratri..., bisikku perlahan. 


Tanpa terasa, usia pernikahan kami sudah menginjak tahun yang ketiga, tapi kami belum juga dikaruniai anak. Ya.. Allah karuniakan kepada kami anak, seorang saja pun tak mengapa..., begitu jerit do'aku tiap malam diatas sajadah. Tapi, entahlah hikmah apa yang tersembunyi dibalik semua ini. Aku yakin, Allah menyimpan hikmah itu untuk kuketahui kelak. Ya, itu Pasti!! 


"Ratri.., bangun... shalat yuuk..." Kutepuk pipi istriku perlahan. Ia menggeliat. Aku tersenyum saja. Mungkin ia masih lelah, seharian mengurus tumah. Mengepel, memasak, mencuci, membersihkan rumah, masih ditambah lagi kesibukannya menulis di media cetak. Ah.. aku sayang padamu Ratri...


Akhirnya, aku beranjak sendiri. Berwudhu dan kemudian tenggelam dalam shalat malamku yang panjang. Dan selalu do'a itu yang aku dahulukan. Rabbanaa lain aataitana shaalihan lanakunanna minasy syakiriin. Ya, Allah jika Engkau memberi kami anak shalih, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur. 


Jam dinding berdentang tiga kali. Ketika aku menghabiskan tiga rakaat terakhir witirku. Kulihat Ratri sudah ada dibelakangku dengan wajah merajuk. Kutatap wajahnya dengan geli. 


"Kamu kenapa? Mulutnya monyong begitu...??" godaku. Ratri semakin merajuk. 
"Si Mas mesti begitu..., nggak bangunin Ratri..." protesnya. 
Aku tersenyum arif. "La Wong, kamu pulas banget tidurnya. Mana tega Mas bangunin.., tadi nulis sampai jam sebelas 'kan? Mosok baru tidur satu jam sudah disuruh bangun lagi..." 
"Iya deeh.., tapi nanti temani Ratri muraja'ah Qur'an yaa...," pintanya manja. 
"Inggih, sendiko dawuh.., jawabku dengan logat Jawa yang kaku. Maklum besar di Betawi! Ratri tertawa geli mendengar jawabanku. Serentak jemarinya yang mungil beraksi menggelitik pinggangku. 
"Ssst.., sudah ah, shalat sana, nanti keburu shubuh..., "elakku. 
Ratri masih tersenyum sambil mengerjapkan matanya, lucu. 


Sering kulihat Ratri termenung menatap ikan-ikan di aquarium kami. Matanya binar menatap kosong ikan-ikan berwarna perak itu. Ia betah diam tanpa ekspresi seperti itu. 


"Sssst .., Muslimah kok hobi bengong, sihh...?" bisikku persis di telinganya. Ratri tersentak kaget. Pipinya bersemu merah, malu ketahuan melamun. 
"Enngg....ngak kok, ini lho mas..., ikannya bertelur...," katanya perlahan. 
"Ck... pura-pura, dari tadi Mas lihat matamu ngak berkedip, lama banget. Itu bengong namanya, Non...," kuacak kepalanya gemas. 


"Ikan saja bisa punya keturunan ya Mas..., kita kapan?" tanyanya lirih, hampir tak terdengar. Seketika mataku memanas. Leherku tiba-tiba tercekat. Oh, Allah... ratri tersenyum manis, lalu mengamati lenganku menuju meja makan. Tak lama kemudian ia kembali berceloteh menceritakan aktifitasnya seharian. Ah, Ratri.... Ratri... 


Ketika pernikahan kami menginjak tahun kedua, kami sudah memeriksakan diri secara intensif kedokter kandungan. Hasilnya, kami berdua normal! Dokter cuma menyuruh kami bersabar, berdo'a dan berusaha tentunya. Yah.., barangkali kami berdua memang sedang diuji. 


"Nikah lagi aja, Maaasss...," celetuk Ratri suatu kali. 
Aku tersentak. Keturunan memang sangat kuharapkan. Tapi membagi cintaku pada Ratri dengan wanita lain, meski itu dibolehkan dalam Islam, apa aku sanggup?? Kucubit pipi istriku perlahan. 
"Ngak takut cemburu?" tanyaku menggodanya. 
"Cemburu khan manusiawi Mas..., Aisyah juga cemburu pada Khadijah, tapi bukan cemburu masalahnya Mas..., kalau Mas punya istri lagi, 'khan Ratri bisa ikut membesarkan anak dari istri Mas...," tuturnya panjang lebar. 
"Kalau dia juga tidak bisa hamil?" 
"Ambil istri lagi..." 
"Kalau belum punya anak juga?" 
"Ambil lagi..." 
"Hussss.... sembarangan!!" protesku pura-pura galak. Kudekap kepala mungilnya erat-erat. 


Hari ini hari ulang tahun pernikahan kami yang keempat. Umurku sudah dua puluh delapan tahun. Uban dikepalaku sudah belasan jumlahnya. Ketika menikah dulu, Ratri bilang ubanku ada enam lembar!! Dan sampai saat ini kami belum dipercaya Allah untuk menimang seorang anak. Tapi aku masih mencintai Ratri. Dan, tidak akan pernah pudar. 


Wajah Ratri yang oval dengan hidung yang bangir dan mulut mungilnya kelihatan merah berseri-seri. Kulihat ia membawa sebuah nampan yang tertutup menuju kearah meja makan. Lalu ia menarik lenganku manja. 


"Sini Mas...," ajaknya. 
Aku menurut saja. "Happy fourth anniversary...," katanya lembut. Mataku berkaca-kaca. Perlahan kubuka nampan itu. Sebuah kue tart, romantis sekali. Dan sebuah amplop, dengan logo sebuah klinik. Keningku berkerut. Ketika tanganku bergerak hendak mengambil amplop itu, seketika Ratri merebutnya. 


"Makan dulu doooong....," protesnya. 
Aku cuma menggeleng-gelengkan kepala, sambil tersenyum. Tak urung kuraih pisau lalu. "Bismillahirahmanirrahiim..," kupotong kue tart itu. Ratri tersenyum, ia kelihatan bahagia sekali. Kutengadahkan tanganku meminta amplop itu. Ratri menggeleng. Makan dulu..., katanya. Kugaruk-garuk kepalaku dengan gemas. Ni, anak bikin penasaran juga. 


Setelah selesai menyantap potongan kue yang kumakan dengan dua kali telan. Dan Ratri protes karenanya. Kurenggut amplop di tangannya. Dan Subhanallah..., Maha suci Engkau wahai Rabb sekalian alam!!! Ratri hamil!!! Masya Allah...., setelah sekian tahun!!! Seketika aku tersungkur sujud. Air mataku meleleh. Kudekap kepala Ratri erat-erat. Air mataku masih mengalir, menitik membasahi kepala Ratri. Ia mendongak, jemarinya menghapus air mataku. 


"Mas menangis?" tanyanya retoris. 
Aku mengangguk. Ya, aku menangis! Tangis syukur.... 
"Kok, periksa ke dokter nggak bilang-bilang?" protesku. 
"Biarin, nanti nggak surprise ...," katanya. Tiba-tiba aku merasa bersalah. Sejak tahun ketiga pernikahan kami, aku tidak rajin mengikuti tanggal-tanggal haid dan masa subur Ratri seperti dulu. Kudekap Ratri makin erat. 


Sejak hari itu, kesehatan Ratri menjadi perhatian utamaku. Aku sering marah-marah kalau Ratri masih juga menulis sampai larut malam. Ya, tiba-tiba aku menjadi sangat cerewet. 


Sembilan bulan, lebih delapan hari. Rasanya hari itu tiba..., tadi pagi Ratri sudah mulas-mulas. Katanya mulasnya dimulai dari punggung menjalar sampai kedepan. Aku ribut setengah mati. Kuraih gagang telpon. Aku menelpon seorang teman untuk membawa mobil kerumah. Ratri masih mengeluh mulas-mulas. Tiba-tiba keluar cairan, oh... air ketubanya sudah pecah. 


Di rumah sakit aku begitu gelisah. Bapak-ibu yang menungguiku cuma menggeleng-geleng kepala. Maklum anak pertama, begitu kata ibu. Ya, Allah... entah kenapa aku tiba-tiba merasa ketakutan yang luar biasa. Ya Allah, selamatkan istri dan anakku..., bisikku berulang kali. 


"Bapak Syaiful Bahri?" seorang dokter keluar dari ruang bersalin. 
"Ya..., saya, Dokter...," sahutku cepat. Kuhampiri dokter itu. 
"Ada sedikit kelainan, harus dioperasi... Suster, tolong bimbing Pak Syaiful untuk mengisi formulir ini..." kata dokter itu. 
Aku tersentak kaget! Operasi? Astaghfirullah... 
"Tapi..., istri saya tidak apa-apa'kan dokter??" tanyaku khawatir. 
Dokter itu terdiam. "Berdo'alah ...," katanya pelan. Kugigit bibirku erat-erat. Allah..., selamatkan isri dan anakku.. Kuambil wudhu dan shalat di musholla. Kuhabiskan gelisahku disana. 


Tiba-tiba kudengar suara tangis bayi. Anakku...,: desisku perlahan. Aku seperti dituntun nuraniku. Bergegas keluar musholla. 
"Bapak Syaiful Bahri..." 
"Ya, Dokter..." 
"Selamat, bayinya perempuan, sehat, tiga setengah kilo, cantik seperti ibunya..." kata dokter itu. 
"Alhamdulilah..." desisku berulang-ulang. 
"Istri saya dokter?" 
Dokter itu terdiam. Tiba-tiba ada perasaan tidak enak menjalar disegenap hatiku. Kutatap mata dokter itu dengan tatapan penuh tanya. Tiba-tiba dokter itu menepuk bahuku perlahan, sementara kepalanya pun menggeleng perlahan pula. 


Mulutku terngaga seketika. 


"Ma'afkan .., saya sudah berusaha. Tapi Tuhan menghendaki lain...," katanya. Air mataku berloncatan tanpa bisa dibendung. Dokter itu perlahan membimbingku masuk ke ruang bersalin. Aku menurut saja tanpa rasa. 


Sosok tubuh ditutup kain putih terbaring. Perlahan dokter itu membuka kain penutup itu. Inalilahi wa innailayhi raji'uun... Wajah Ratri terlihat pucat. Tapi bibirnya tersenyum manis..., manis sekali. Kudekap kepala Ratri erat-erat, tangisku tak tertahankan. 


"Sabar... sabar... pak...," hibur dokter itu." Suster, bawa kemari anak Bapak Syaiful Bahri...," katanya lagi. 


Seorang bayi mungil yang masih merah disodorkan dihadapanku. Perlahan kugendong dan kutatap ia. Dadaku masih sesak karena tangis. Kutatap bayi merah itu dan Ratri berganti-ganti. Mereka begitu mirip. Matanya, hidungnya, mulutnya..., Allahu Akbar !!!. 


Rupanya ini hikmah itu, Ratri..., Allah memberi kesempatan padaku untuk menemanimu selama empat tahun, untuk akhirnya memanggilmu setelah ia memberikan gantinya..... 


Ya, Allah jangan biarkan hatiku berandai-andai, seandainya saja aku tidak mengharapkan anak, jika itu membawa kematian Ratri..., ini semua takdir-Mu, ya Rabbi.... 


Selamat Jalan Ratri..................... 


Sumber : kotasantri.com

Minggu, 19 Februari 2012

Pengantar Sebelum Tidur, "Curhatan Tengah Malam"

Hari ini ditutup dengan Alhamdulillah Allah masih memberikanku kesempatan untuk menjalani aktivitas di dunia yang begitu indah ini. Sebelum tidur, pengantar ku hari ini adalah "Kuatkan aku".


Siang yang begitu panas tentunya tadi siang, dan menuju ke tempat les juga ya ragu-ragu, panassss banget. Tapi keraguan di pangkas dan akhirnya jalan sudah aku ke tempat les. Hari ini adalah dimana hari perdana aku les Bahasa Korea atau Hangul. Perjalanan ke tempat les kurang mulus, gara-gara pengamen yang gak tau kenapa marah-marah sama temen seperjalanan ku, katanya berisik, ngomong mulu, hargain dia nyanyi *abaikan*.

Dan bikin sebel saat dia turun kata-kata kasar keluar dari mulut manisnya... Masya Allah...
Apakah itu modus pencurian baru, mancing-mancing orang marah, disaat lengah langsung Jambreettttt.... *Waspada*

Hadeeuhh... sempet punya pikiran buat tendang itu pengamen waktu turun dari angkot biar jatuh deh tuh biar kapok, tapi hmmm... pikir dua kali deh, nanti dia malah tuntut balik hadehh gak banget, ya udah akhirnya gak kita ladenin tuh pengamen bisa-bisa ikut sakit kaya dia hmm... Perjalanan terus berlangsung dan gak lama ada suara yang bikin penumpang seangkot nengok kebelakang, ada astronot darat yang dengan santai bilang a*****g sambil jalan santainya, haduuhhh pikiran makin gak karuan itu diangkot, ada apaan sih ketemu orang-orang aneh. Semoga ditempat les gak ketemu orang aneh, dan berakhir dengan senyum sehabis les. Senang banget Mr. Chang lucu banget ngajarnya, dan ternyata dia malah lebih tahu seluk beluk Indonesia dan sampe sejarahnya juga tahu, keren deh dan salut buat Mr. Chang.
Ngakak selalu tadi di tempat les, Mr. Chang ngomong rambut dengan kata lambut hahahaa... dan bila dia lagi ngjar gak diperhatiin dia akan bilang "Kurang Ajar" dengan gayanya dan logat yang masih ke koreaan, lucu banget.



Pertemuan pertama tadi beliau selalu bilang 'Ada sebuah lap yang sudah di siram oleh minyak tanah dan dibakar maka api akan besar'. Api itu sendiri adalah OTAK kita,
Menurut aku ya dengan otak kita bisa memperoleh yang lebih dari yang sekarang kita capai dan akan lebih tinggi lagi yang akan kita capai. Mr Chang selalu bilang "RAJIN BELAJAR".

Thanks Mr. atas motivasinya semoga aku bisa menjadi api yang besar membakar apapun yang ada didepan ='D

Dan dapet hadiah PR latihan nulis huruf vokal dan konsonan 100 buah perhuruf hadehh...


Semangk'A' !!


Sabtu, 18 Februari 2012

Obat Anti Galau Abadi

Sahabat sekalian, akhir-akhir ini sering sekali kita dengar kata galau menjadi trend di kalangan remaja khususnya. Kata itu menjadi sebuah perwujudan gambaran karakter pemuda Indonesia saat ini, karena kata-kata yang berkembang ialah bukan kata optimis tapi malah pesimistis. Sehingga secara tidak langsung sebenarnya akan memberikan dampak pada yang mendengarnya. Contoh: bila saya bilang kepada Anda, jangan pikirkan gajah! Lalu apa yang terbayang di pikiran Anda? Gajah bukan? Sama bila kita bilang jangan galau, maka yang pertama terlintas di pikiran yang mendengar ialah galau, dan pada akhirnya akan mensugesti orang yang mendengarnya menjadi galau “beneran”.


Sudah ribuan artikel dan ratusan seminar motivasi yang bertujuan menghilangkan rasa galau kepada para remaja dan pemuda di Indonesia, dan parahnya, ternyata kata galau malah semakin berkembang dan terus berkembang merasuki alam bawah sadar yang mendengarnya, terlebih strategi yang diberikan oleh motivator-motivator itu instan dan kurang membekas dalam relung hati remaja yang sedang galau. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam sesungguhnya tidak usah bersusah payah mencari jalan akan seseorang tidak galau, karena Allah telah mempersiapkannya.



Melihat dan menganalisa pengalaman pribadi penulis, pada akhirnya penulis mencoba menformulakan resep obat anti GALAU abadi untuk para remaja dan semua yang sedang galau, namun resep ini tidak akan berjalan dengan baik jika tidak di lakukan. Dan penulis melihat ada orang-orang yang kebal dengan rasa Galau. Resep Mereka ialah
Jadilah penghafal Al–Qur’an: penulis pada saat kuliah, penulis sering berinteraksi dengan teman-teman yang aktivitas menghafal Qurannya Intens. Dan yang terlihat ialah, mereka yang selalu berusaha menghafal Al-Quran hidupnya selalu bahagia, perasaan mereka penuh dengan harumnya ayat-ayat Allah, sehingga ketika masalah dan rasa galau datang, tidak berhasil menembus indahnya naungan Al –Quran dalam dirinya.
Berbeda antara aktivitas membaca Al –Quran dengan kegiatan menghafal Quran, bila hanya membaca maka ketenangan yang ada bertahan hanya beberapa hari, kemudian jika belum kembali membaca Quran maka rasa galau bisa menembus celah-celah kekosongan ruhani kita.
Sedangkan bila kita fokus pada kegiatan menghafalnya, maka hati akan terus-menerus tanpa disadari untuk selalu melantunkan ayat –ayat Allah dan berusaha menjaga Ayat-Ayat Allah agar terjaga dan tidak lupa, sekalipun saat kita tidak memegang Al –Quran secara langsung. Karena bagi penghafal Quran, di manapun dia berada dan saat bisa maka ia akan terus melantunkan ayat-ayat yang dihafalnya dalam hatinya, walaupun saat sedang berada di bis, terminal, angkot, kereta, busway bahkan terkadang mohon maaf, saat di toilet pun, tanpa di pikirkan, yang bersenandung di pikiran pada penghafal Quran ialah suara-suara hafalan yang pernah atau sedang mereka dengar.
Sehingga, jika setiap detik kita berinteraksi dengan Al –Quran maka rasa galau akan mati rasa jika mencoba- coba merasuki pikiran kita. Belum lagi di tambah keutamaan seseorang yang hafal Quran nanti di akhirat akan mendapatkan kedudukan yang sangat tinggi setara dengan Nabi dan para Syuhada. Dan Al Qur’an yang jika kit abaca sehari saja akan menjadi syafaat di hari akhirat, apalagi jika kita hafal ayat-ayat Allah tersebut.
Oleh karena itu wajarlah jika para remaja atau pemuda di Indonesia mudah galau, karena mereka jarang mendengarkan, membaca dan menghafal Al-Quran. Dan lebih sering mendengarkan musik dan nyanyian yang merupakan sumber kegalauan yang cukup besar. Dan terkadang waktu kita buat (maaf) buang air besar dalam satu hari, lebih lama dari waktu kita untuk membaca atau menghafal Al-Quran.
Intinya mereka para penghafal Al –Quran ialah orang yang kebal rasa dengan galau, bête dan lemah. Jika ada penghafal Al-Quran masih galau, berarti indahnya Quran belum merasuki sanubari nya.
Jika ingin bahagia selalu dan anti galau jadilah penghafal Al Qur’an. Kalau tidak percaya, coba saja, rasakan dan lihat apa yang terjadi!!
Wallahu ‘alam.


Sumber : Dakwatuna, Obat Anti Galau Abadi

Senin, 13 Februari 2012

Kunjungan Pendidikan, Let's Learn about KOREA only at Korean Cultural Center Indonesia





Dapatkan Informasi mengenai Korea (profil Negara, kebudayaan, pendidikan, pariwisata, dll) langsung di pusatnya!  Korean Cultural Center menyediakan program bagi pelajar dan komunitas umum yang ingin meningkatkan pemahaman tentang Korea.



Isi Program:



  •  Seminar singkat (mengenai Korea dan KCC) oleh Information Manager KCC
  • Tanya-jawab
  • Touring KCC


Caranya?

Download formulir permohonan di lalu "Download disini", ada dibagian bawah yaitu di file lampiran, kemudian kirim melalui email ke kccindonesia@hotmail.comdengan subjek "Permohonan Kunjungan Pendidikan"

Kim Myung Min di Buku CINE21 No.837(2012 1/10-1/17)

Ini adalah scan dari buku CINE21 No.837 (2012 1/10-1/17) yang telah diterbitkan di Korea. Dan di dalamnya Memiliki artikel tentangKim Myung Min dan fotonya. 
















Sumber : Forum MyungMin International

Fan Meeting with Kim Myung Min

10.jpg


Baru-baru ini Kim MyungMin mengadakan pertemuan Fan yang diadakan di Seoul oleh Daum Cafe pada Sabtu / 12 Februari 2012 pukul 02.00 pm waktu Korea, tetapi waktu di Indonesia itu adalah sekitar pukul 04.30 atau 04.00 wib. Daum Cafe "SARANGHAKI" adalah KMM fan club resmi.




055web.jpg


039web.jpg


032web.jpg

029web.jpg








Sungguh senang yang dapat bertemu dengan Kim Myung Min langsung disana, dan lebih senangnya lagi Daum Cafe telah mencadangkan 10 kursi cadangan untuk anggota MMI. Berikut uploading foto langsung dari acara tersebut.


Sumber : Forum MyungMin International dan one peace12