Kamis, 12 Januari 2012

Beethoven Virus Season 2 ~ Part 1


Annyong hanseyo chingudeul...

Pertama-tama saya ingin memeinta maaf kepada pihak MBC Korea dan Para crew Beethoven Virus serta para pengagum Kim Myung Min (yang berperan sebagai Maestro Kang), serta Beethoven Virus. Karena saya sudah membuat cerita khayalan saya sendiri tentang cerita kelanjutan cerita Beethoven Virus yang lalu.

Sewaktu saya membongkar-bongkar myungmininternasional.com saya menemukan sebuah gambar , yaitu gambar antara Lee Ji Ah dan Kim Myung Min atau Du Ru Mi dengan Maestro. Kagetnya digambar itu ada tulisan Beethoven Virus Season 2, terus saya punya ide untuk meneruskan cerita tersebut. Karena di forum Myung Min Internasional juga dibahas akan hal itu Beethoven Virus Season 2, di Topik Beethoven Virus. Ada yang bilang kelanjutan ceritanya Du Ru Mi dan Maestro menikah setelah bertemu kembali, ada yang bilang Du Ru Mi setia selalu menunggu Maestro untuk segera datang ke Korea lagi, sungguh beragam komentar-komentar ditopik itu, buat ketawa-ketiwi bacanya. Kalau ada yang belum bergabung silakan bergabung disana, saya sudah bergabung dan memiliki banyak teman dari sana, baik dari Indonesia, Jepang ataupun Korea.
Tak perlu berlama lagi ini cerita khayalan terbitan dari khayalan saya...^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Beethoven Virus Season 2




Part 1

Kembali ke alur sebelumnya, setelah memimpin beberapa lagu dalam konser gabungan antara orchestra Gun Woo muda dan orchestra kota, Maestro Kang pun pergi untuk kembali ke Jerman, karena masa 6 bulan dia telah berakhir di korea.

Sepeninggalan Maestro semua berjalan, ya... kehidupan ini akan terus berjalan seperti air yang mengalir dan tentunya akan ada hambatan yang menghadang. Dalam hidup tidak seterusnya itu mulus tetapi akan ada sesuatu yang mengahadang yang akan menambah cerita kehidupan itu bagus dan sempurna. Tanpa hambatan ataupun masalah yang ada hidup tidak sempurna, malah akan menimbulkan kebosanan.

Du Ru Mi pun menjalani operasi pada telinganya,  dan Gun Woo muda meneruskan pendidikannya di seni musik, sesuai janji dia kepada Maestro bahawa ia ingin kelak Maestro menjadi gurunya.
Suatu hari yang cerah...

“Du Ru Mi !!” teriak Gun Woo muda memanggil Ru Mi yang sedang menjemurkan pakaian dihalaman.

“Eh.. Gun Woo” (Huuuuffttt) Ru Mi menjawab dengan menghela nafas, “Bagaimana kabar Maestro disana ya ?”

“Entahlah, mungkin ia membunuh banyak orchestra disana, seperti julukan dia Sang Pembunuh Orchestra” (Hahahaaa...) jawab Gun Woo dengan candaan.

“Kau ini, aku serius” (Dengan memandang langit yang mulai mendung) jawab Ru Mi.

“Kau sepertinya tidak semangat sekali... hmm... Kau merindukan Maestro ya ?” (Dengan tatapan sedih)

“Ooo.. Aaa.. aa.. Gun Woo” Ru Mi kehilangan kata-kata. Dan tiba-tiba...

“Du Ru Mi !!” Bibi memanggil...

“Eh.. iya Bi, sebentar... Gun Woo, aku masuk dulu ya, nanti kita sambung lagi percakapan kita”

Suasana menjadi sepi dan tanpa kata. “Maestro apa kabar mu disana, apakah kau tahu ada seseorang yang menunggumu disini dengan setia setiap harinya. Walau pun ku tak bisa menempati relung hati Du Ru Mi, tetapi aku tak ingin melihat dia bersedih seperti ini. Dia tidak seperti dulu yang ceria setiap saat” (dalam dunia khayalan Gun Woo).



\\\\


Suasana dikantor mayor Choi, yang ribut dan berantakan dengan kertas-kertas serta berkas-berkas yang bertebaran disana sini.

“Bagaimana ini Mayor, suasana di kota ini menjadi semakinberantakan karena orchestra yang ditiadakan ?” Pak kepala polisi bertanya dengan nada sengal dan nafas yang tidak beraturan.

“Huh... seandainya maetro tidak berbuat sejauh ini waktu itu. Pasti tidak akan menjadi masalah yang sulit untuk meniadakan orchestra dikota ini”, (Dengan tatapan penuh kemarahan).

“Tapi mayor, bukankah sebelum Maestro berbuat sejauh itu ada muridnya ya.. itu dia ya... Gun Woo yang merencanakan hal itu sebelumnya”, Pak kepala polisi menjawab.

“Murid Maestro ya.. Hmm... Gu Woo”, (Dengan senyuman licik dan penuh kecurigaan Mayor berbicara).

Lalu Mayor mengambil ponsel genggamnya dan menghubungi seseorang dengan suara yang berbisik.

Tiba-tiba... tokk.. tokk.. tokk.. Cklekk... Seorang tinggi tegap memasuki ruangan Mayor.

“Kau, kepala polisi silakan tinggalkan aku berdua saja”, Mayor memerintahkan Kepala Polisi dengan  menunjuknya.

“Baa.. baikk...k Mayor”, Kepala Polisi pun keluar degan kepala tertunduk, 

(“Apa yang direncanakan mayor ya, membuatku bingung saja, semoga saja bukan rencana atau urusan yang membuat berantakan suasana kota ini”, Pak kepala polisi dalam khayalannya dengan menggaruk-garuk kepalanya.)

\\\


Ada telepon angkat  aku, angkat aku... Ada telepon angkat aku, angkat... (Irama Ponsel Gun Woo)
klik... “Ya Gun Woo disini, apa ?”, dengan kaget dan terburu-buru Gun Woo keluar dari rumah dan pergi.

Di tempat lainya, kandang hewan yang dimanfaatkan orchestra Gun Woo untuk latihan~

“Berarti mungkin Mayor sudah sadar dengan konspirasi kita kepada dia untuk mengembalikan orchestra benarkan ?”, Paman Yongki berbicara dengan lantang dan bangga.

Hyeden menjawab dengan nada bicara penuh kecurigaan, “Apakah benar, atau ada maksud tertentu.. hmm...”

“Kau tahu apa Hyeden, kau itu hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa, sebaiknya kau pikirkan sekolahmu saja huuhfftt...”, Paman Yongki menyela Hyeden.

“Hehh... Kau ini.. sudah tua masih tidak berubah..”, Hyeden berbicara dengan nada marah.

“Apa kau bilang... Heyy.. kau ingin bertengkar.. Hah..”, Paman Yongki yang tersinggung pun tersulut amarahnya.

Lalu ditengah keributan~ “Mungkin benar juga yang dikatakan Hyeden” tiba-tiba Du Ru Mi berbicara.

Suasana pun menjadi sunyi dan sepi, serta tanpa kata. Hanya suara jangkrik dan suara hewan malam yang terdengar. Suara langkah seseorang berlari terdengar dari kejauhan...

“Apakah bbenar..  bena.. arr..?”, Hahh.. hahh.. hahh (Suara nafas Gun Woo yang tersengal-sengal) Gun Woo datang dan bertanya dengan nada bicara penuh ketidak percayaan...

To Be Continue~~~~