Jumat, 30 September 2011

Buka Bersama ICC (Islamic Course Center) Bimbel 1432 H, Sabtu-21 Agustus 2011











Harapan Seorang Wanita





Duhai Rabbi… pautkanlah hatiku selalu dengan keimanan, dekatkan hatiku selalu dengan-Mu, genggam aku, peluk dan jangan Kau lepaskan. Tegarkan dan kuatkan aku, hamba-Mu yang lemah ini dan kecil. Hamba tidak ada apa-apanya, hamba tidaklah sempurna.


Duhai Rabbi… hati ini semakin ingin rasanya ku tak dapat merasakan apapun darinya, pikiran ini ingin ku alihhkan agar tak memikirkanya, walau bayang-bayangnya selalu menghantui setiap saat, tetapi kenapa dalam rangka ku ingin dapat merefresh diri dari hal-hal yang benamakan cinta, muncul satu sosok lain yang mengganggu pikiran hamba ini, seseorang yang tak pernah ku duga. Duhai Rabbi… kuatkan hamba, janga buat hamba seperti ini Ya ALLAH.


Apakah Kau sedang menguji kesetiaan ku…?


Ya ALLAH… ku masih lugu dalam hal yang bernamakan cinta, dan jelas Kau tau, malah Kau mengetahui dan memahami lebih dalam mengenaiku ini dibandingan aku sendiri yang memiliki raga yang tak sempurna ini. 
Keimananku belumlah sempurna tanpa sosok imam yang aka menjadi pembimbingku kelak. Ya ALLAH… inilah yang ingin ku curahkan kepada-Mu, apakah aku yang ia nanti…? Aku tak tahu, mungkin ada yang ia nanti juga saat ini, entah aku ini ke berapa baginya, atau ada sosok lain dihatinya, mungkin aku kesekian kalinya di hatinya, atau malah sama sekali tak ada.


Mmm… ya ku mengerti akan hal itu, aku juga menyadari, aku ini siapa…, aku itu bagaimana…, dan siapa aku…?? Aku tidak cantik, aku tidak sempurna, aku bodoh, aku miskin, dan aku bukan siapa-siapa. Ya tepatnya itulah aku, masih banyak khilaf yang telah ku perbuat, aku juga bukanlah malaikat. Ehmm… aku juga ikhlas, mengikhlaskan diri ini, bila aku hanya untuk boneka mainan, yang selayaknya suatu saat dibuang. Aku juga menyadari, bahwa aku ini juga tak pantas dicintai, apalagi diberi perhatian. Sama halnya dengan ayahku, aku berusaha untuk dapat mencintainya, walau terkadang hati ini sakit, karena aku menyadari, perlakuan ayahku terhadap aku dan adikku berbeda. Aku bukan siapa-siapa dirumah, mungkin hanya bayangan yang hanya lewat sana sini tanpa diperdulikan, atau aku boneka, atau malah patung.


Ku jadi membenci perhatian, baik dari teman-temanku, sahabatku, dia, kakak-kakakku dikampus, dan sampai perhatian ibuku. Lebih baik malah aku diabaikan saja, jangan dihiraukan. Saat ini ku menjadi sosok yang kejam dalam hal care atau tidak, aku menjadi sosok yang cuek, dan acuh tak acuh. Saat sakit atau sakitku kambuhpun aku tidak bilang bahwa ku sakit, bahwa ku piker diam lebih baik, karena aku benci perhatian.  Sakit pun ku rasakan sendiri dan bertemankan sepi. Tetapi ku sering memikirkan diri ku ini ingin seperti apa, ku bingumg harus seperti apa…? Apa yang kalian harapkan dariku, sebuah sikap care, cinta dan kasih sayang. Aku mau… tapi begitu susah untukku melakukannya, aku tidak tahu caranya, aku kaku dalam hal yang bernamakan CINTA, aku bingung cinta itu apa…? Bagaimana cinta itu…? Apakah mereka mengerti Ya ALLAH.


Duhai Rabbi… ajari aku cinta.


Duhai Rabbi… ajari aku mencintai.


Duhai Rabbi… ajariku untuk memahami.


Duhai Rabbi… ajariku untuk mengerti.


Duhai Rabbi… ajari aku.


Allahuma’aamiin




Begitu banyak kebaikan yang kau beri untukku, walau ku selalu mengecewakan-Mu dengan kelalaianku. Engkau Maha Baik. Ya ALLAH… senantiasa selalu rangkul aku, genggam tangaku ini dan jangan kau lepaskan aku. Bawalah aku kesana, ke alam Janah-Mu yang indah.


Duhai Rabbi… Kau senantiasa selalu ada dihatiku.

Aku cinta KAMU (ALLAH).

Curahan Hati Seorang Muslimah




Duhai engkau, begitu sangat ku merindukanmu, tetapi begitu besar pula kebimbaganku ini. Kebimbangan dan kegalauan yang menderaku ini.
Apakah engkau yang sosok yang telah ALLAH berikan untukku…?
Apakah engkau yang akan menjadi imam dimasadeoanku nanti…?
Apakah engkau yang akan menjadi pelindungku kelak…?
Apakah engkau seorang ayah dari anak-anakku nanti…?
Apakah engkau seseorang yang akan membimbingku kejalan-Nya…?
Apakah engkau yang akan membantu mendidik anak-anakku kelak, agar menjadi panji-panji terbaik…?
Apakah engkau pelengkap keimananku nanti…?
Apakah dan apakah…?
Begitu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan kepadamu, dan kepada-Nya. Apakah aku satu-satunya yang ada dihatimu, atau ada yang ke-2, ke-3 dan yang lainnya…?
Bila memang aku adalah seseorang yang kesekian kalinya, sungguh ku tak ini dan ku tak mau, lebih baik cukupkan sampai di sini. Duhai Rabbi… hanya Engkau yang tahu isi hatinya dan hanya Engkau siapa dia.
Ya Rabbi… senantiasa genggamlah aku, peluklah aku se’erat mungkin, tuntunlah aku, dan bimbinglah aku, agar ku dapat mengetahui mana yang terbaik untukku ini, untuk masa depanku kelak. Bilamana ia adalah pelengkap keimananku maka segera persatukanlah kami dalam tali rahmat dan cinta kasih karena-Mu. Tetapi bilaman ia bukanlah pelengkap keimananku, maka jauhkanlah kami, jauhkan sejauh mungkin. Dan lapangkanlah hati hamba, hilangkalah segala rasa kegalauan, keresahan, kegelisahan, keresahan dan kebimbangan dihati hamba ini. Berikanlah ketenangan pada hati hamba ini Ya Rabbi. Hanya itu pintaku Ya ALLAH, berikanlah petunjuk-Mu.

Allahuma’aamiin…