Minggu, 22 Mei 2011

... dipenghujung malam, dikala hujan masih membasahi bumi ...


setelah rangkaian cerita  yang panjang hari ini… ku merenung. ternyata waktu berlalu begitu cepat, banyak hal yang belum kulakukan.teringat  pertanyaan yang pasti akan kujawab kelak…
“Man Robbuka?” … Siapakah Robbmu?
“Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu?
“Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?
Tiga pertanyaan inilah yang disebut dengan fitnah kubur. Oleh karena itu, tiga pertanyaan pokok ini merupakan masalah besar yang penting dan mendesak untuk diketahui. Wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui, meyakini dan mengamalkan hal ini, baik secara lahir maupun bathin. Tidak seorang pun dapat beralasan untuk tidak mengetahui tiga hal tersebut dan tidak mempelajarinya. Bahkan ketiga hal ini harus dipelajari sebelum hal lain.
Tiga pertanyaan ini juga awal dari nikmat dan siksaan di alam kubur. Orang-orang yang bisa menjawab adalah orang-orang yang paham, yakin dan mengamalkannya selama hidup sampai akhir hayat dan meninggal dalam keimanan. Seorang mukmin yang bisa menjawab ketiga pertanyaan, maka dia akan memperoleh nikmat kubur. Adapun orang kafir yang tidak bisa menjawabnya, maka dia akan dihadapkan kepada adzab kubur.
Saudariku, Allah Ta’ala telah berfirman dalam Al Qur’an surah Ibrahim 27, yang artinya, “Allah Meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah akan Menyesatkan orang-orang yang dzalim dan Memperbuat apa yang Dia kehendaki.”
Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud dengan “ucapan yang teguh” adalah seorang mukmin akan teguh di atas keimanan dan terjaga dari syubhat dan ia akan terjaga di atas keimanan. Sedangkan di akhirat, ia akan meninggal dalam keadaan husnul khatimah (dalam keadaan beriman) dan bisa menjawab tiga pertanyaan.
Kita memohon kepada Allah semoga Dia meneguhkan iman kita ketika masih hidup dan ketika akan meninggal dunia. Meneguhkan kita ketika menjawab ketiga pertanyaan serta ketika dibangkitkan kelak di akhirat. Keteguhan iman di dunia dan akhirat, inilah hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya.




kemudian ku merenung lagi,
Berapa umurmu sekarang???
sebuah pertanyaan singkat dan simpel bagi sebagian besar orang. namun orang- orang yang berpikir besar akan terhenyak ketika mendengar pertanyaan itu,,,
Jikalau Allah mau,, maka  bisa saja Dia  merekayasa hidupmu menjadi selamanya muda untuk berfoya- foya,,, namun memang hidup ini ternyata dipenuhi dengan keadilan dimana setiap manusia memiliki jatah usia,,,
Kini pertanyaan baru muncul,,, “kau gunakan apa saja hidupmu???”
Maka orang dengan pemikiran besar akan menjawab,,, “Hidup ini telah kurangkaikan dengan mimpi yang besar yang kurancang sejak dulu,,,”
Aku ingin bisa lebih hebat dari Umar bin Khatab yang bisa menjelajahi 2/3 belahan bumi untuk menyebarkan Islam hanya dalam 3,5 tahun masa pemerintahannya..
Aku ingin bisa lebih hebat dari Sholahuddin al-ayyubi yang bisa menaklukan jerussalem tanpa pertumpahan darah..
Aku ingin bisa lebih hebat dari M. Natsir yang telah berdebat dengan Soekarno saat ia masih 22 tahun..
Aku ingin lebih hebat dari  Jenderal Soedirman yang merangkaiakan jejak perjuangan sejak usia muda hingga  wafat.
“lalu pertanyaan baru muncul,, apa itu mimpi yang besar?”
“mimpi yang besar adalah saat seorang manusia berani bermimpi besar, sebuah mimpi yang berbeda dari orang lain, dan bermanfaat luas bagi orang banyak” …
“Hanya itu?”
“Iya,,, Namun hanya orang- orang yang memilki narasi besar  yang mampu mentransformasikan mimpinya kedalam kehidupan nyata… Hanya orang bernarasi besar yang mampu mengajak orang lain mengikuti mimpinya dan hanya orang bernarasi besar yang mampu memberi manfaat kepada orang banyak dengan mimpinyaMembetuk sebuah sejarah baru di muka bumi ini”””


Sumber : Klik Ini

Tidak ada komentar: