Kamis, 12 September 2013

Insomnia Buat Otak Jadi Lemot

Penderita gangguan sulit tidur atau insomnia berisiko mengalami gangguan konsentrasi keesokan harinya selama sehari penuh karena bagian otak ‘penjelajah’ mereka terus aktif dan tidak bisa berhenti. Itulah temuan dari hasil studi yang dilakukan di Amerika baru-baru ini. Hayo... yang suka begadangin drama atau film Korea, suka kerja sampe larut malam, dan belajar sampe larut hati-hati ya kalian. Gak mau kan dibilang TELMI alias Telat Mikir hehehe


Penderita insomnia cenderung mengandalkan wilayah ‘default mode’ di dalam otak mereka saat melakukan tugas yang menggunakan kemampuan memori singkat atau jangka pendek. Temuan ini mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa penderita insomnia lebih sulit berpikir secara efisien di jam kerja.
Lebih jauh peneliti menemukan bahwa penderita insomnia akan merasa pekerjaan mereka lebih berat sehingga mereka akan bekerja lebih keras ketimbang mereka yang mendapatkan tidur nyenyak di malam hari. Padahal beban kerja mereka sebenarnya sama.
Seperti dilansir zeenews, Sean Drummon selaku penulis studi dari University of Californiamengatakan, “Data ini membantu kita memahami bahwa orang yang mengalami insomnia tidak hanya mengalami kesulitan tidur di malam hari, namun otak mereka juga tidak berfungsi dengan baik keesokan harinya selama sehari penuh.”
Pada dasarnya insomnia dapat diatasi dengan beberapa cara seperti mandi air hangat sebelum tidur, mendengarkan musik yang menenangkan, dan tidak melakukan aktivitas seperti membaca atau menonton tv sebelum tidur agar otak bisa beristirahat.

Kekurangan tidur memang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Namun, kebanyakan tidur juga akan memberikan masalah yang sama.
Nah, berikut ini beberapa masalah yang timbul akibat terlalu lama tidur dari biasanya, dilansir dari Medicmagic.
Diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur pada malam hari atau kurang tidur dapat meningkatkan risiko diabetes.
Kegemukan. Terlalu kebanyakan dan kekurangan tidur juga dapat mempengaruhi timbangan berat badan. Penelitian menyebutkan bahwa orang yang tidur 9-10 jam per malam berisiko memiliki 21 persen lebih tinggi mengalami obesitas dibandingkan orang yang tidur 7-8 jam.
Sakit kepala. Tidur lebih lama dari biasanya, seperti saat liburan atau dalam perjalanan juga memicu sakit kepala. Para peneliti meyakini bahwa banyak tidur mempengaruhi neurotransmitter di otak, termasuk serotonin. Orang yang tidur lama di siang hari dan susah tidur tidur di malam hari juga memiliki risiko yang sama.
Penyakit jantung. Penelitian oleh Nurses Health Study menemukan bahwa wanita yang tidur 9-11 jam sehari memiliki risiko 38 persen lebih tinggi menderita penyakit jantung. Sebelumnya juga diketahui bahwa terlalu lama tidur membuat wanita rentan terhadap stroke.
Kematian. Tidur selama 9 jam atau lebih juga mampu membuat Anda meninggal dini. Jam tidur yang panjang diyakini sebagai indikator gangguan kesehatan.

Jadi intinya harus seimbang, jangan kurang tidur dan kebanyakan tidur, jangan lupa minum suplemen makanan atau minum vitamin serta buah-buahan.

Sumber : yahoo.com dan she.yahoo.com

Tidak ada komentar: